Minggu, 3 Juni 2012
Siang
Setelah melalui perdebatan batin antara mau makan abuba sama tekko mana yang mau dipilih, terenteng akhirnya saya memutuskan makan rujak cingur (*ga nyambung sama pilihannya*) dan nyonyo memilih burger blenger, betul2 kombinasi yang tidak tepat nampaknya 😀
Kebetulan uda lama ga makan rujak cingur di jakarta raya ini, terakhir makan pas mudik ke kampung halaman sebulan yang lalu, pas lewat bintaro sektor 1 akhirnya berhenti juga di warung rujak cingur. Menurutku rujak cingur yang rasanya hampir mirip sama  yang dikampungku lebih enakan daripada yang di bintaro plaza. Dulu warungnya masih di pinggir jalan pake gerobak, eh sekarang uda bisa nyewa halaman , mirip depot lah (*merasa tertohok, kapan ya usahaku bisa berkembang kaya bapak yang jualan ituh, harus berguru nih 😛  ).
Buat yang belum tahu apa sih rujak cingur itu? Ini makanan  khas dari jawatimur isinya sayur rebus suka-suka : kangkung, bayam, taoge, kol (*variasi tergantung penjual*) , mentimun, buah suka-suka (biasanya kedondong, mangga, nanas sama bengkoang) tapi saya kurang suka kalo dicampur buah trus disiram bumbu yang terdiri dari : kacang tanah, seuprit garam, gula, terasi sama air asem jawa dan petis (aslii aku suka sekalii sama petis, khas dari jawa timur yang berwarna hitam pekat, terbuat dari udang sama apa gitu 😛 ) dan dicampur cingur (kalo ga salah bagian muka dari sapi, sekitar hidung dan mulut), Rasanya?? hmmm maknyuss
Ini pesenan saya, ga mau yang pedas banget dan ga mau pake buah.